Senin, 19 Juli 2010

Unexpectedly Confession 1

Ahh,hari itu adalah hari yang cerah!! Matahari bersinar dengan hangat,tidak panas dan menyengat...







Angin bertiup sepoi-sepoi...






Pokoknya hari yang saaangat indah!!






yah,setidaknya...Sampai hal 'tersebut' terjadi...






"Aku minta putus denganmu!!" Ucap Ren Nagairo,cowok terpopuler se SMA-ku.


"Eh...?" Jawab Yuri Otsuka,cewek gendut yang jelek dan bodoh ini adalah aku.






...Benar juga,saat itu,tak terpikirkan olehku bahwa Ren yang selama ini berbeda dariku akan mengatakan "putus" kepadaku...






"APAAA?!?!?! Apa maksudmu minta putus dariku,Nagairo?!" teriakku panik,habisnya kan..!


"Ya,aku minta putus! Habisnya kamu tidak pernah menghiraukanku kalau aku mengajakmu berbicara! Jangankan berbicara,kalau bertemu pun kamu sering membuang muka! Kesabaranku ini ada batasnya tahu!" Dia memukul mejaku hingga aku tersentak. Dia menatapku tajam,membuatku gugup dan takut. "Ta..Tapi....Nagairo-san..."ucapku tergagap,


"apa?!" Ren agak membentakku,


"Aku kan..selama ini belum pernah pacaran!" Akhirnya aku mengatakannya sambil menutup mata. Aku takut Ren akan memukul mejaku lagi! Lagipula,selama ini aku juga selalu takut dan agak gugup kalau harus berhadapan langsung dengan cowok keren..! Jadi aku memutuskan untuk menutup mataku hingga Ren berbicara atau melakukan sesuatu,tetapi sudah cukup lama kami hanya terdiam (saat itu hanya ada aku dan Ren di kelas,yang lainnya belum datang). "Na...Nagairo? Ada apa..?" Akhirnya aku membuka mata,aku melihat ekspresi kaget di wajah Ren.


"Apa maksudmu kamu belum pernah pacaran...? Jadi selama ini status kita hanya mimpiku saja?" Sepertinya Ren mulai marah dan bingung.


"Nagairo,tenanglah! Lagipula mana mungkin kamu yang populer pacaran denganku yang jelek,gendut,bodoh,dan tidak menonjol ini?" Aku mencoba untuk mengelus kepalanya,tetapi ia justru menepis tanganku.


"Heh... Benar juga,mana mungkin aku pacaran dengan cewek gendut,jelek,dan bodoh sepertimu..! Pasti selama ini aku hanya bermimpi buruk! MIMPI BURUK!!!" Ren pun berkata begitu sambil berjalan menuju luar kelas dan membanting pintu.


"...Nagairo..." Aku menggumam. Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang barusan terjadi,kenapa Ren tiba-tiba bilang "putus" kepadaku padahal aku saja tidak tahu kapan kita jadian? Apalagi dia sampai membentakku...






Aku yakin,saat itu yang paling bingung dan yang paling sakit hatinya bukanlah aku...






Tetapi Ren...






Pelajaran pun dimulai. Pelajaran pertama adalah Matematika,pelajaran yang disukai oleh Ren.
"Ao Katsuura"


"Hadir!" Guru matematika pun mulai mengabsen kami satu persatu.


"Yuri Otsuka!"


"Ha..Hadir!!" Aku menjawab dengan lantang,tak lama kemudian nama Ren disebut,


"Ren Nagairo!" setelah pak guru memanggil nama Ren,seisi kelas langsung terdiam. "Ren Nagairo tidak hadir ya.. Ada yang tahu kenapa Nagairo tidak hadir?" tiba-tiba seisi kelas ramai,mereka bertanya-tanya kenapa Ren tidak hadir.


"Di...Dia tidak enak badan,pak. Tadi izin ke UKS" Akhirnya aku mengangkat tanganku sambil berbohong soal Ren. Anak-anak sekelas langsung menanyaiku seperti:


"Nagairo-kun sakit apa?",


"Nagairo tidak apa-apa kan?",


"Di mana Ren sekarang?" dan banyak lainnya. Aku jadi bingung sendiri karena harus berbohong demi Ren.


"Pokoknya dia sakit!! Aku juga tidak tahu kenapa! Aku tidak tahu dia di mana!" Aku berteriak sekeras-kerasnya karena bingung,anak-anak lain langsung terdiam.


"Sudah anak-anak! Ayo kita lanjutkan pelajarannya!" Pak guru menepuk-nepuk tangannya. Sebagian besar anak mengeluh,tetapi semuanya kembali ke kursi masing-masing. Aku menghela nafas tetapi juga merasa bersalah karena sudah membentak mereka demi Ren.






Kalau dipikir-pikir,kenapa saat itu aku mau bersusah payah berbohong demi Ren ya?






Toh,dia benci padaku...






"Hei,Yuri! Kita ke kantin yuk!" Ajak Ao Katsuura,sahabatku sejak SD.


"Boleh,tapi Ao..." Aku menarik lengan bajunya.


"Ada apa?" Ao mendekatkan wajahnya ke arahku.


"Apa kamu tidak malu selalu jalan denganku yang gendut,jelek,dan bodoh ini?" Ucapku makin lama makin pelan,aku takut mendengar jawaban dari Ao,tapi aku penasaran ingin mendengarnya.


"Hmm,tidak juga" Dia memalingkan wajahnya dan kemudian menarik lenganku, "Sudahlah! Aku tidak malu kok! Lagipula kalau kamu kurusan sedikit saja pasti akan terlihat cantik sekali... Lebih baik begini saja". Ucap Ao terputus-putus; membuat wajahku jadi merah,memang sih ini bukan yang pertama kalinya ada orang yang bilang aku cantik... tapi... kok aku merasa walaupun aku kurus atau gendut,wajahku akan sama saja,tetap saja akan jelek.


"Nah,mau kutraktir apa?" Ao bertanya kepadaku dengan agak canggung.


"Ha ha,tidak per...lu..." Aku jadi agak terhenyak melihat Ren yang duduk agak jauh dariku. Dia dikelilingi oleh para perempuan,tetapi ia menatapku sinis sambil tersenyum, seakan-akan berkata "Oh.. sudah punya mangsa baru ya?".


"Yuri? Yuri,ada apa kok tiba-tiba terdiam..? Hei?" Ao menepuk-nepuk pipiku.


"Ah! Ahh.. tidak apa-apa,hanya ingat akan sesuatu.." Aku tersenyum ke Ao,tetapi mataku masih menuju ke Ren. Mungkin karena Ren risih terlalu lama aku tatap,dia jadi mendatangiku.


"Apa kamu punya masalah denganku,hah...?" gertak Ren kepadaku.


"Ten..Tentu saja ada..! Apa maksud perkataanmu tadi pagi? Aku tidak mengerti,Nagairo.." Ucapku sok tegas.


"Aku juga bingung dengan sikapmu..! Kukira selama ini kita pacaran,rupanya itu semua hanya sebuah kebohonganmu ya!" Ren mengucapkan kata-kata itu dengan nada agak tinggi dan tidak memperdulikan sekeliling, hasilnya nyaris semua anak berteriak kaget.


"Bukan! Aku bukannya mau bohong,atau mempermainkanmu atau menyakitimu,Nagairo..! Hanya saja aku tidak tahu,sejak kapan kita mulai pacaran?" Aku berusaha menahan emosi Ren.


"Tentu saja kita mulai pacaran sejak insiden itu kan!!" Ren mulai berbicara dengan nada tinggi,suaranya terdengar parau.


"Sudah cukup! Jangan berkelahi di tempat umum!” Ao menengahi Ren dan aku.


"..Temui aku nanti sepulang sekolah di kelas,Otsuka!" Ucap Ren sebelum meninggalkan kami,aku hanya menatap sosok punggung Ren dengan tatapan seakan tersadar akan sesuatu.






Aah,aku dapat merasakannya....






Perasaan Ren saat itu...






Perasaan sedih,kecewa,amarah,dan bingung...






Sungguh perasaan yang menyedihkan...






Maafkan aku,Ren...






Sepulang sekolah Ao terus-terusan mengkhawatirkanku,sebenarnya aku juga merasa agak bersalah kepada Ao karena tidak ikut pulang bersamanya (selama ini kami selalu pulang bersama).


"Yuri,kamu mau menunggu di sini untuk bertemu dengan Ren?" Tanya Ao kepadaku.


"Ya,aku ingin menyelesaikan masalahku dengannya" Jawabku tegas seraya memasukkan buku-buku ku ke tas.


"Kalau ada apa-apa,bilang ke aku,ya" Ao mengelus kepalaku,


"iya,iya. Sampai besok ya,Ao! Hati-hati di jalan" Ao dan aku saling melambaikan tangan hingga akhirnya sosok Ao hilang dari balik pintu. Aku menghela nafas dan menunggu Ren sambil duduk,saat itu aku hanya sendirian di kelas. Cahaya matahari sore menembus kaca jendela,udaranya pun mulai agak dingin,hari ini benar-benar indah, tetapi entah kenapa aku tidak bisa benar-benar menikmati keindahan itu.


"Kamu benar-benar menungguku di sini rupanya.." Kata seseorang tiba-tiba.


"...Ren..." Gumamku, Ren kemudian duduk di kursi meja depanku,sekarang posisi kami berhadapan satu sama lain. "Ren,sebenarnya sejak kapan kita jadian...?" Aku memulai pembicaraan, Ren (walau sempat tersentak) menjawab pertanyaanku.


"Sejak insiden itu" Dia berkata begitu sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.


"Insiden...apa?" Aku menatap Ren dengan agak takut.


"Saat itu,upacara penerimaan siswa baru setahun yang lalu,apa kamu tidak ingat?" Eh,upacara penerimaan siswa setahun yang lalu?

Ya,Saat itu awal kali pertemuanku dengan Ren...





...Saat Upacara Penerimaan siswa 1 tahun yang lalu...










"Ao...! Kamu diterima di SMA ini juga ya!!" Sapaku ke Ao seraya menepuk bahunya.


"Yuri juga diterima di sini? Berarti kita se sekolah lagi,ya!" Jawab Ao riang,begitu melihat wajah Ao yang berseri-seri,aku jadi ingat akan sesuatu.


"Lho? Ao kan sebenarnya bisa masuk SMA Swasta yang bagus,bukan SMA swasta yang biasa seperti ini? Kamu kan pintar Ao? Kenapa masuk kesini?" Tanyaku spontan,Ao hanya tersenyum kecil. "Ya,begitulah... Aku ingin bisa bersama Yuri terus hingga dewasa nanti" Ucap Ao dengan tenang sambil sedikit tersenyum; tetapi membuat dadaku berdegup kencang.


"A..Apa maksudmu Ao??" Tanyaku gugup,aku berusaha menunduk supaya wajahku tidak kelihatan sedang memerah.


"Ha ha ha,tentu saja aku ingin bersamamu hingga dewasa. Aku ingin memiliki sahabat karib sejak dulu. Jangan panik gitu dong.Dasar Yuri ini polos sekali ya!" Ao tertawa dan mengelus kepalaku. Aku terdiam sampai Ao menarik tanganku,


"Ayo masuk ke sekolah, Yuri!"


"Ah,iya!" Aku dan Ao lari masuk ke sekolah. Tiba-tiba aku menabrak seseorang di depanku...


"ADUUH!!" Sahut kami bersamaan,Ao langsung memegangiku supaya aku tidak jatuh.


"Ah,kamu tidak apa-apa??" tanyaku pada orang yang kutabrak tadi.


"Iya,kamu sendiri?" Orang tersebut berdiri dan menatapku... CAKEP BANGET!!!, batinku,habisnya rambutnya pirang mahogany bersinar,kulitnya putih, badannya tinggi dan ideal,suaranya gagah, matanya berwarna biru sapphire, dan tatapan matanya tajam... Rasanya bagaikan mimpi saja bisa bertemu laki-laki tampan seperti dia!


"Ah,aku tidak apa-apa,maafkan aku tidak melihat-lihat ke depan hingga menabrakmu..." Aku memelankan suaraku, ia hanya diam sambil menatapku sedangkan Ao entah sedang apa,yang pasti dia memegangi lenganku terus.


"Ya sudah, permisi..." laki-laki tersebut berjalan melewati kami. Pandangan mataku terus mengikutinya hingga ia berjalan jauh sekali. "...Yuri naksir dia ya?" Ao bertanya kepadaku,nada bicaranya bercanda tapi wajahnya serius.


"Nggak juga kok... hanya saja,dia....." Tenggorokanku serasa tercekat,mendadak Ao mencengkeram lenganku erat sekali. "Aduh! Ao?" aku merintih sebentar lalu menggenggam tangan Ao, Ao tersentak kemudian berkata


"Ah,maaf! Tadi aku lupa kalau aku sedang memegang lenganmu! Maaf,Yuri!".


Aku jadi bingung,ada apa dengan Ao?






Aku mengingatnya, saat itu awal kalinya aku menginjakan kaki di gedung SMA,






juga awal kalinya Ao mencengkeram erat lenganku,






dan...






Awal kali pertemuanku dengan Ren...










Pak kepala sekolah memberi sambutan dan memanggil anak yang mendapatkan nilai tertinggi saat ujian memasuki sekolah,


"Ao Katsuura,silahkan maju ke depan". Ao pun maju ke depan,ia memberikan pidato serta mengatakan kesan dan pesannya. Aku kagum melihat Ao berdiri di depan dengan suara tegas dan berwibawa,ia tak seperti Ao yang biasanya,Ao yang bersifat lembut dan ramah. Setelah pidato,Ao segera kembali duduk ke sebelahku.


"Ao,tadi kamu hebat sekali,aku sampai kagum" Aku menyampaikan kesanku kepadanya,


"Terima kasih" jawabnya dengan tersenyum gentle seperti biasanya.


"Sekarang, Ren Nagairo silahkan maju..


Eh? Bukannya tadi Ao sudah maju? Kok masih ada anak lagi?!


“Mungkin tahun ini yang mendapatkan nilai terbaik dengan skor sama ada 2 orang,Yuri.." Ao berkata tiba-tiba seakan-akan ia bisa membaca pikiranku,


"Ooh..". Aku memperhatikan sekeliling panggung,Aku ingin melihat siapa anak yang nilainya bisa menyamai Ao yang super pintar ini. Aku terbelalak begitu melihat siapa orangnya. "Di... Dia kan!" Gumamku pelan,


"... Dia anak yang tadi bertabrakan denganmu..." Ao berkata pelan, wajahnya nampak agak jengah begitu melihat orang tersebut menaiki panggung.


Ya ampuun! Kereen! Sudah tampan, pintar lagi! Pangeran sempurna darimana dia??, batinku kagum padanya. Aku menatapnya terus-terusan sampai ia turun panggung.


"Yuri,ayo ke kelas!" Tiba-tiba Ao menarik lenganku,


"Eh..? Lho?? Kenapa??" Aku bingung,perasaan baru semenit Ren muncul,kenapa tiba-tiba Ao mau menarikku ke kelas?


"Sudahlah! Aku malas lama-lama di aula ini. Sumpek sih. "


"Ah,eh, iya!!" Aku buru-buru berdiri dan berlari keluar aula. "Haah.. Haa.. Ao,jalannya pelan-peeelan dong! " Aku ngos-ngosan mengikuti langkah Ao.


"Ha ha,iya iya,sini, kugandeng saja biar kamu tidak terlalu capek" Ao menggandeng tanganku.


"Aoo........ Masa kamu tidak malu bergandengan denganku di depan umum begini? Aoo.." Aku berusaha mengingatkan Ao,tapi Ao tidak menggubris omonganku sedikitpun,padahal orang-orang di sekeliling kami keheranan melihat kami. Aku hanya bisa mendesah pelan karena menahan malu, tapi tampaknya Ao biasa saja.


"Ao..."


"Hei,kalian!" Tiba-tiba muncul seseorang di hadapan kami,dia adalah Ren!


"A... Ah,Nagairo.. Selamat ya atas prestasimu tadi.." Aku berusaha tersenyum,walau dalam hati aku mungkin sudah tidak karuan gugupnya.


"Terima kasih. Kalian mau ke mana?" Tanyanya dengan sopan sambil menampakkan seulas senyuman. "Kami mau ke kelas" Jawab Ao cepat dan singkat.


"Oh,silahkan lewat" Ren minggir dari hadapan kami.


"Terima kasih" Ao tersenyum pahit dan jalan memasuki kelas, sedangkan aku masih menatap Ren yang sedang tersenyum.






Saat itu aku merasakan debaran di Jantungku..






Ren Nagairo..






Aku mengulang namanya berkali-kali di dalam hati..


Bersambung...

❤ From Author 1 ❤

Ok all,thank you for visiting my Story Blog! This blog is filled with my Amateur stories, because of that I appreciate so much your Comments,critique,and your ideas! And sorry because my story just in Indonesian Language. Well, maybe that's all, thank you for your attention! See you soon!